Jakarta ( Berita ) : Survei
Badan Pusat Statisik mencatat aktivitas pengiriman dan penerimaan surat
elektronik (e-mail) menduduki peringkat pertama penggunaan internet di
Indonesia yang mencapai 95,75 persen, menggeser posisi akses layanan media
sosial yang mencapai 61,23 persen.
Data tersebut merupakan hasil survei
BPS bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
terhadap pelaku industri, yang diumumkan dalam acara “Profil Terkini Internet Industri
Indonesia”, di Jakarta, Rabu [15/01].
Menurut Kepala BPS Suryamin, survei
dengan judul Penggunaan dan Penyerapan Sarana Telekomunikasi dan Teknologi
Informasi (P2SKTI) ini menitikberatkan pada sektor penggunaan industri. Survei dilaksanakan pada 33 provinsi
di Indonesia di 78 kabupaten/kota dan diintegrasikan dengan survei rutin BPS
yang berbasis usaha yaitu sektor pariwisata (restoran dan hotel), industri
besar dan sedang. “Survei dilakukan Juli 2013
sampai dengan Desember 2013. Hasilnya, dari lima aktivitas tertinggi penggunaan
internet, adalah untuk keperluan e-mail,” ujar Suryamin.
Pada peringkat selanjutnya
pemanfaatan tertinggi internet adalah untuk mencari berita/informasi (78,49
persen), mencari barang/jasa (77,81 persen), informasi lembaga pemerintahan
(65,07 persen), sosial media (61,23 persen).
Berdasarkan hasil survei tersebut,
terjadi fenomena posistif dimana lebih dari 75 persen usaha di sektor bisnis
baik di perkotaan maupun di perdesaan menggunakan komputer. Industri
pengolahan lebih beradaptasi dalam penggunaan komputer, tercermin dari
tingkat persentase yang lebih tinggi dari sektor bisnis lainnya, yaitu sekitar
77,75 persen, disusul hotel (74,59 persen), dan restoran/rumah makan (68,92
persen).
Fenomena lain dari hasil survei, untuk
antarprovinsi kalangan industri bahwa di Sulawesi Utara tercatat sebagai
provinsi yang sudah 100 persen menggunakan komputer dan internet,
peringkat kedua Kalimantan Barat (94,12 persen), di atas DKI Jakarta sebagai
pusat pemerintahan (90,83 persen).
Sementara provinsi
pengguna komputer dan internet terendah adalah Maluku Utara (40
persen). Adapun dari sisi kecepatan internet, hasil survei
menetapkan tiga kategori yaitu narrowband (21,51 persen), fixed broadband (80
persen), dan mobile broadband (6,58 persen).
- Data Internet
Sementara itu, Ketua Umum APJII,
Samuel A. Pangerapan mengatakan, latar belakang kerja sama antara BPS dengan
APJII ini karena permintaan terhadap data statistik Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) semakin tinggi, baik dari kalangan kementerian/lembaga, sektor
bisnis/swasta, badan internasional, maupun masyarakat umum.
Badan Internasional seperti
International Telecommunication Union (ITU), maupun United Nations Conference
on Trade and Development (UNCTAD) secara rutin memerlukan data statistik TIK
dari BPS untuk keperluan penyusunan ICT Development Index maupun untuk
penghitungan core ICT Indicators.
APJII yang mewadahi sekitar 300 ISP
memiliki kebutuhan yang riil dalam upaya perluasan pasar dan penyediaan
internet masyarakat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, pertumbuhan
internet kian meningkat pesat.
Samuel yang akrab dipanggil
Sammy ini menambahkan, jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapa 71,19
juta, meningkat 13 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta
pengguna. “Penetrasi jumlah pengguna
internet terus meningkat, saat ini mencapai 28 persen dari jumlah penduduk
Indonesia yang sebanyak 248 juta orang,” katanya.
Sesuai dengan tuntutan Millenium
Development Goal’s yang juga disepakati ITU setengah penduduk Indonesia harus
terkoneksi internet atau 107 juta pada tahun 2014, dan 139 juta pengguna pada
2015. “Ini tantangan seluruh komunitas internet Indonesia termasuk
APJII untuk mewujudkannya. Semua harus kerja keras,” ujarnya. (ant )
Share This :
comment 0 Comment
more_vert