ilustrasi |
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak langsung.Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal yaitu Aristoteles.Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan.Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan menjadi suatu proposisi baru (kesimpulan).Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor).Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada.Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.
Contoh :- Semua makhluk mempunyai mata, (Premis Mayor)
- Si kacong adalah seorang makhluk (Premis Minor)
- Jadi, Si kacong mempunyai mata. (Kesimpulan)
Silogisme adalah suatu cara untuk melahirkan deduksi. Silogisme mengajarkan pada kita merumuskan, menggolong – golongkan pikiran sehingga kita dapat melihat hubungannya dengan mudah, Dengan demikian kita belajar berfikir tertib, jelas, tajam. Ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat akibat dari suatu pendirian atau penyataan yang telah kita lontarkan. Banyak orang merumuskan pendirian atau membuat pernyataan yang apabila ditelaah lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataannya tadi kurang tepat atau kurang benar. Mungkin saja hal itu karena tidak mau menghargai kebenaran dari suatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaan yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau. Akan tetapi kita generasi penerus, proses pemikiran kita menurut kenyataannya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang kita duga dan dari proses tersebut pemikiran kita lebih terbuka tertib dan jelas.
Bentuk silogisme dibedakan atas letak medium (term penengah = middle term) dalam premis.
1. Silogisme kategorik,
adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik.
Contoh:
- Premis Mayor : Semua manusia tidak lepas dari kesalahan
- Premis Minor : Semua cendikiawan adalah manusia
- Konklusi : Semua cendikiawan tidak lepas dari kesalahan
- Premis Mayor : Semua tanaman membutuhkan air
- Premis Minor : Padi adalah tanaman
- Konklusi : Padi membutuhkan air
2. Silogisme Hipotetik, adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent
Contoh:
- Premis Mayor : Jika hujan , saya naik becak
- Premis Minor : Sekarang Hujan .
- Konklusi : Jadi saya naik becak.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya
Contoh:
- Premis Mayor : Bila hujan , bumi akan basah
- Premis Minor : Sekarang bumi telah basah .
- Konklusi : Jadi hujan telah turun
Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari antecendent
Contoh:
- Premis Mayor : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul .
- Premis Minor : Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
- Konklusi : Jadi kegelisahan tidak akan timbul
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya
Contoh:
- Premis Mayor : Bila mahasiswa turun kejalanan, pihak penguasa akan gelisah
- Premis Minor : Pihak penguasa tidak gelisah
- Konklusi : Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
3. Silogisme disjungtif ,adalah silogisme dimana premis mayor maupun minornya, baik salah satu maupun keduanya, merupakan keputusan disjunctive.
Contoh :
- Premis Mayor : Kamu atau saya yang pergi
- Premis Minor : Kamu tidak pergi
- Konklusi : Maka sayalah yang pergi
Silogisme disjungtive mempunyai dua buah corak diantaranya :
modus ponendo tolles, contoh:
- Planet kita ini diam atau berputar.
- Karena berputar, jadi bukanlah diam
modus tolledo ponens, contoh:
- Planet bumi kita ini diam atau berputar
- Planit bumi kita ini tidak diam
- Jadi . planet bumi kita ini berputar.
Silogisme disjungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu :
Premis minornya mengingkari salah satu alternative, konklusinya adalah mengakuialternative yang lain, contoh :
- Premis Mayor : Ia berada diluar atau di dalam
- Premis Minor : Ternyata tidak berada di luar.
- Konklusi : Jadi ia berada di dalam.
Premis minor mengakui salah satu alternative, kesimpulannya adalah mengingkarialternative yang lain, contoh:
- Premis Mayor : Budi di masjid atau di sekolah
- Premis Minor : Ia berada di masjid.
- Konklusi : Jadi ia tidak berada di sekolah
4. Silogisme Konjungtif, adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk suatu proporsi konjungtif. Silogisme konjungtif hanya mempunyai sebuah corak, yakni akuilah satu bagian di premis minor, dan tolaklah yang lain di kesimpulan.
Contoh:
- Premis Mayor : Tidak ada orang yang membaca dan tidur dalam waktu yang bersamaan .
- Premis Minor : Sartono tidur
- Konklusi : Maka ia tidak membaca
Jenis-jenis Silogisme
Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan silogisme alternatif.
1. Silogisme kategoris. Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris.
Contoh:
- Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
- Afdan adalah manusia (premis minor)
- Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
2. Silogisme hipotesis, Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan kategoris.
Contoh:
- Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
- Hari ini tidak hujan (premis minor)
- Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).
3. Silogisme alternatif, Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain.
Contoh:
- Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
4. Entimen, Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam bentuk lisan maupun tulisan hanya dikemukakan premis mayor dan kesimpulannya.
Contoh :
- Fajar berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar
- Fajar telah berusaha keras dalam belajar, karena itu Fajar layak mendapatkan peringkat satu.
5. Silogisme Disjungtif, Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Seno masuk sekolah atau tidak. (premis mayor)
- Ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis minor)
- Ia tidak masuk sekolah. (kesimpulan).
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/silogisme/
Share This :
comment 1 Comment
more_vertMantap
30 September 2020 at 01:16